Teknologi Fermentasi Oncom
Oleh : Darussalim M.Si didalam asahannews.com
Indonesia
merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati dan memiliki keragaman budaya dan makanan
tradisional yang sampai sekarang masih merupakan bagian kehidupan
sehari-hari. Masyarakat Jawa Barat khususnya etnis Sunda memiliki
makanan khas yang disebut “Oncom”. Produk makanan ini jarang atau
mungkin tidak ditemukan di daerah lain di wilayah nusantara.
Oncom
merupakan makanan hasil fermentasi bungkil kacang tanah oleh kapang
Neurospora sitophila dan Rhizopus oligosporus. Bungkil kacang tanah
banyak mengandung serat yang tinggi dan sulit dicerna, akan tetapi
melalui teknologi fermentasi dapat diubah menjadi makanan yang
berkualitas dan punya peranan penting dalam memenuhi kebutuhan protein
(Winarno 1984).
Di
daerah Jawa Barat dikenal ada dua jenis oncom yaitu oncom merah dan
oncom hitam. Perbedaan keduanya terletak pada jenis kapang dan bahan
baku yang digunakan. Oncom merah menggunakan bahan baku ampas tahu dan
merupakan hasil fermentasi kapang Neurospora sitophila. Kapang ini
memiliki strain yang bermacam-macam seperti jingga, merah, merah muda,
dan warna peach (Siswono 2002). Sedangkan oncom hitam menggunakan bahan
baku bungkil kacang tanah atau kulit kacang kedelai yang dicampur onggok
(ampas tepung tapioka). Perbedaan warna pada oncom merah dan hitam
disebabkan pigmen yang dihasilkan jenis kapang yang digunakan dalam
fermentasi.
Berdasarkan
hasil penelitian, oncom mengandung air 87.46% , lemak 0.92%, protein
4.37, karbohidrat 3.05%, serat kasar 1.65%, serta mengandung mineral
seperti zat besi (Fe), Kalium (K), dan Natrium (Na). Walaupun demikian
perlu diketahui bahwa kandungan gizi pada oncom tergantung pada bahan
baku yang digunakan. Perbedaan kandungan gizi antara oncom merah dan
oncom hitam sangat signifikan. Misalnya oncom merah dengan bahan baku
ampas tahu mengandung protein sebesar 4.9% , sedangkan oncom hitam
dengan bahan baku bungkil kacang mengandung protein sebesar 8.6%.
Sumber bacaan:
Siswono. 2002. Oncom menutup kekurangan energi dan protein. Gizi net.com
Winarno. 1984. Bahan Pangan Terfermentasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan. Institut Pertanian Bogor.
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang blog saya. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggakan komentar anda dibawah ini...
Terima kasih...