Teknologi Olah Minimal (Minimally Processed) Buah dan Sayur
Kesadaran
terhadap besarnya manfaat konsumsi buah dan sayur segar terhadap
kesehatan bersama-sama dengan perubahan gaya hidup menyebabkan
terjadinya pergeseran trend konsumsi masyarakat modern. Kebutuhan
terhadap konsumsi produk sehat yang lebih beragam dan kurangnya waktu
untuk memasak menyebabkan masyarakat modern saat ini lebih banyak makan
di luar rumah. Situasi ini menyebabkan popularitas dari produk yang
diolah minimal (minimally processed product) juga meningkat.
Apa Itu Teknologi Olah Minimal?
Produk
buah dan sayur yang diolah minimal adalah produk yang dibuat dengan
menggunakan aplikasi proses yang minimal (pengupasan, pemotongan,
pengirisan dan lain-lain) dengan proses pemanasan minimal atau tanpa
pemanasan sama sekali. Perlakuan minimal ini menyebabkan kesegaran buah
dan sayur masih tetap bertahan, tetapi proses yang diberikan tidak
menginaktifkan mikroba yang ada didalam produk.
Contoh
dari produk yang diolah minimal adalah salad buah dan sayur, produk
buah sayur potong/irisan (fresh cut product) dalam bentuk tunggal atau
campuran yang siap untuk dikonsumsi (ready to eat) dan siap masak (ready
to cook). Keunggulan dari produk yang diolah minimal terletak pada
aspek kemudahan dalam pemanfaatannya, selain nilai nutrisi dan
kesegarannya yang relatif tidak berbeda dari buah dan sayur segar.
Proses
pengupasan, pemotongan, pengirisan yang diberikan menyebabkan buah dan
sayur yang diolah minimal bersifat sangat mudah rusak dengan umur simpan
yang pendek. Kerusakan produk yang diolah minimal karena perubahan
reaksi fisiologis dan biokimia serta kerusakan mikrobiologis menyebabkan
degradasi warna, tekstur dan flavor produk diolah minimal menjadi lebih
cepat dari bahan segarnya.
Perlukaan
jaringan bahan selama proses menyebabkan banyak sel didalam bahan
menjadi rusak dan komponen intraselulernya seperti enzim pengoksidasi
keluar. Kondisi ini menyebabkan perubahan reaksi fisiologis dan biokimia
di dalam produk. Polifenol oksidase merupakan enzim terpenting pada
buah dan sayur yang diolah minimal, penyebab pencoklatan produk. Enzim
penting lainnya adalah lipooksidase yang mengkatalisis peroksidasi
menyebabkan pembentukan komponen aldehid dan keton yang baunya tidak
enak. Selain itu, pada produk ini juga terjadi peningkatan produksi
senyawa etilen yang berkontribusi pada sintesis enzim yang berperan pada
proses pematangan buah, juga menyebabkan gangguan fisiologis seperti
pelunakan daging buah. Aktivitas respirasi produk juga menjadi lebih
cepat dari bahan segarnya, peningkatan mencapai 20 -70% tergantung dari
jenis produk, tingkat pemotongan dan suhu proses dan penyimpanan.
Selain
itu, perlukaan jaringan bahan akibat pengupasan, pemotongan dan
pengirisan menyebabkan resiko kontaminasi oleh mikroba juga menjadi
lebih besar. Kandungan air dan aktivitas air (aw) yang tinggi dan
kandungan nutrisi yang baik menyebabkan produk yang diolah minimal ini
tidak saja mendukung pertumbuhan mikroba pembusuk tetapi juga oleh
mikroba patogen penyebab foodborne diseases. Patogen yang sering
dihubungkan dengan produk ini adalah Escherichia coli O157:H7, Listeria
monocytogenes, Clostridium botulinum, Aeromonas hydrophila, Salmonella
spp., dan Campylobacter jejuni.
Karena
produk buah dan sayur yang diolah minimal biasanya tidak mengalami
proses pemanasan, maka mereka harus ditangani dan disimpan pada suhu
refrigerasi: 5ºC atau lebih rendah untuk mencapai umur simpan yang cukup
dan aman secara mikrobiologis. Penerapan GMP (Good Manufacturing
Practice) dan prosedur sanitasi serta pendinginan produk menjadi suatu
keharusan karena beberapa patogen seperti Listeria monocytogenes,
Yersinia enterocolitica, Salmonella spp. dan Aeromonas hydrophila
mungkin masih bisa bertahan dan bahkan memperbanyak diri pada suhu
rendah.
Perbaikan Mutu dan Keamanan Buah dan Sayur Yang Diolah Minimal
Persyaratan penting yang harus diikuti dalam pengolahan minimal buah dan sayur adalah sebagai berikut:
Perbaikan Mutu dan Keamanan Buah dan Sayur Yang Diolah Minimal
Persyaratan penting yang harus diikuti dalam pengolahan minimal buah dan sayur adalah sebagai berikut:
- Bahan baku yang digunakan memiliki mutu yang baik, tidak cacat, keragaman minimal dengan varietas yang jelas.
- Proses dilakukan dalam kondisi higienis, dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Practice) dan sistem HACCP (Hazard Analytical Critical Control Point) secara ketat.
- Proses preparasi dilakukan di suhu rendah.
- Pembersihan dan pencucian dilakukan secara hati-hati, sebelum dan sesudah pengupasan.
- Air pencuci yang digunakan bermutu baik (sensori, mikrobiologis, pH) dan memenuhi standar air minum
- Penggunaan sedikit aditif pada waktu pencucian sebagai desinfektan dan sebagai pencegah browning.
- Proses pengeringan setelah pencucian harus dilakukan dengan hati-hati.
- Pengupasan, pemotongan dan pengirisan harus dilakukan dengan hati-hati.
- Penggunaan kemasan yang tepat.
- Penggunaan suhu dan kelembaban yang tepat selama penyimpanan, distribusi dan penjualan (display) produk.
Suhu
yang tepat untuk penyimpanan produk ini adalah ≤5 derajat Celcius.
Penyimpanan diatas suhu ini sebaiknya dihindari karena akan mempercepat
kerusakan dan merangsang pertumbuhan mikroba patogen. Fluktuasi suhu
penyimpanan juga sedapat mungkin dicegah karena dapat menyebabkan
terjadinya kondensasi uap air didalam kemasan yang akan mempercepat
kerusakan.
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang blog saya. Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggakan komentar anda dibawah ini...
Terima kasih...