Oleh Elvira Syamsir (Tulisan asli didalam Kulinologi Indonesia)
Telur
merupakan bahan pangan dengan kandungan gizi yang tinggi. Ternyata,
kandungan zat gizi yang baik ini tidak hanya dibutuhkan oleh manusia
tetapi juga disukai oleh mikroba untuk pertumbuhannya. Karena mikroba,
termasuk yang patogen, bisa mengontaminasi telur dengan berbagai cara,
sejak dari tahap produksi, selama penyimpanan, pengolahan, preparasi dan
sampai sesaat sebelum dikonsumsi, maka penting bagi kita untuk
menerapkan upaya-upaya yang dapat meminimalkan kontaminasi dan
pertumbuhannya pada telur dan produk olahan telur.
Bagaimana mikroba patogen mengontaminasi isi telur
Jumlah
mikroba pada kulit telur sekitar 102–107 koloni/gram (dinyatakan
sebagai angka lempeng total). Beberapa bakteri patogen yang mungkin
terdapat pada kulit telur adalah Salmonella, Campylobacter dan Listeria.
Dari berbagai jenis patogen tersebut, Salmonella merupakan patogen
utama yang mengontaminasi telur dan produk olahan telur.
Salmonella
bisa ditemukan dalam saluran pencernaan hewan (termasuk unggas).
Konsumsi pangan yang mengandung sel viabel Salmonella dalam jumlah besar
(105 sel) dapat menyebabkan infeksi salmonellosis dengan gejala pusing,
muntah-muntah, sakit perut bagian bawah dan diare yang kadang didahului
oleh sakit kepala dan menggigil. Beberapa Salmonella dapat menyebabkan
penyakit yang lebih serius: S. paratyphi menyebabkan paratifus dan S.
typhi menyebabkan tifus. Saat ini juga terdeteksi adanya S. typhimurium
DT 104 yang resisten terhadap lima antibiotika (ampicillin,
chloramphenicol, streptomycin, sulfonamides dan tetracycline).
Telur
dikeluarkan dari tubuh induk ayam melalui saluran yang juga digunakan
untuk mengeluarkan feces. Hal inilah yang menyebabkan kulit telur bisa
menjadi sumber patogen yang berasal dari feces ayam. Selain dari feces
ayam, kulit telur juga bisa terkontaminasi karena kontak dengan
lingkungan, udara, pakan dan peralatan yang kotor. Patogen yang menempel
di kulit telur ini bisa masuk kedalam isi telur melalui pori-pori
kulit, terutama jika kulit dalam kondisi lembab (basah).
Selain
terkontaminasi karena masuknya patogen dari kulit telur, patogen
didalam isi telur juga bisa berasal dari induk ayam yang terinfeksi.
Sebagai contoh, Salmonella enteritidis adalah Salmonella penyebab
salmonellosis yang ditemukan pada isi telur segar yang kondisi kulitnya
utuh (tidak retak/pecah) dan bersih. Kontaminasinya ke dalam telur
terjadi di dalam ovarium induk, sebelum isi telur dibungkus oleh kulit
pada saat produksi telur. Ayam yang menjadi pembawa S. enteritidis
seringkali terlihat sehat.
Menjaga keamanan telur
Tujuan
utama dari penanganan (termasuk penyimpanan) telur yang baik adalah
untuk mencegah masuknya patogen dari luar kedalam isi telur dan
menghambat patogen yang mungkin ada didalam isi telur untuk tumbuh dan
memperbanyak diri. Ada beberapa hal yang seharusnya dilakukan, yaitu:
1. Memilih telur yang bersih dan tidak retak.
Bersih dan tidak retak atau pecah merupakan syarat pertama dalam
memilih telur. Telur yang kotor dan dipenuhi oleh feces ayam biasanya
memiliki tingkat kontaminasi yang tinggi, sementara telur yang retak
atau pecah akan memperbesar peluang masuknya patogen kedalam isi telur.
Jika telur retak atau pecah selama pembelian dan/atau transportasi, maka
isi telur harus segera dipisah dari kulit telur; segera diolah dan
tidak disimpan untuk pemakaian beberapa hari kedepan. Jika membeli dalam
jumlah banyak, pastikan untuk membeli telur yang bersih dan tidak
retak/pecah dari peternak yang telah menerapkan praktek produksi telur
(praktek beternak) yang baik sehingga dapat meminimalkan kontaminasi
telur oleh feces maupun oleh lingkungan.
2. Mereduksi jumlah mikroba awal yang terdapat di kulit telur.
Penurunan jumlah mikroba pada kulit telur dapat dilakukan dengan proses
pencucian. Proses pencucian dibutuhkan jika anda membeli telur dalam
jumlah besar dan akan disimpan untuk jangka waktu yang agak lama, atau
jika kulit telur diterima dalam kondisi kotor. Telur dicuci dengan air
bersih hangat (lebih baik jika juga menggunakan sanitaiser yang food
grade), suhu minimal 32oC dan 6–8,5oC lebih tinggi dari suhu telur.
Pencucian dilakukan dengan hati-hati agar telur tidak retak atau pecah.
Telur yang telah dicuci harus segera dikeringkan. Pencucian yang tidak
tepat dapat meningkatkan risiko penetrasi mikroba kedalam telur. Sebagai
contoh, jika suhu air pencucian lebih rendah dari suhu telur, maka
perbedaan tekanan yang dihasilkan akan menyebabkan mikroba di kulit
telur masuk kedalam telur.
Jika
anda membeli telur dalam jumlah sedikit dan akan habis dalam waktu
beberapa hari ke depan, maka proses pencucian tidak perlu dilakukan
asalkan anda memilih telur dengan kondisi kulit yang mulus, bersih dan
tidak retak atau pecah. Secara alami, kulit telur memiliki lapisan
pelindung yang menghambat masuknya mikroba kedalam telur.
3. Menyimpan telur di suhu dingin. Penyimpanan
dingin dilakukan untuk menghambat atau memperlambat pertumbuhan
mikroba, termasuk juga patogen yang mungkin mengkontaminasi isi telur.
Karena Salmonella dapat tumbuh dan berkembang biak pada suhu 10oC, untuk
mengurangi risiko perkembangbiakannya maka penyimpanan telur sebaiknya
dilakukan pada suhu kurang dari 7,5 derajat C.
Telur
yang telah disimpan di refrigerator, tidak boleh dikeluarkan dan
diletakkan di suhu ruang untuk waktu yang lama. Gunakan telur maksimum
setelah dua jam dikeluarkan dari refrigerator. Peningkatan suhu dari
suhu dingin (refrigerator) ke suhu ruang menyebabkan kulit telur
‘berkeringat’ dan mempercepat proses pertumbuhan mikroba.
Seperti
penyimpanan bahan pangan lainnya, ingat juga untuk selalu menerapkan
konsep FIFO: First In First Out dalam penyimpanan telur. Artinya telur
yang disimpan lebih awal juga harus digunakan lebih awal.
4. Memasak telur yang akan dikonsumsi. Karena
isi telur berpotensi untuk tercemar patogen, maka sangat tidak
disarankan untuk mengkonsumsi telur dalam kondisi mentah atau setengah
matang. Telur maupun produk olahan telur hendaknya dimasak sampai suhu
di bagian terdingin produk (bagian yang paling lambat panas) mencapai
72oC; atau sampai bagian putih telur menjadi kaku dan memutih sementara
kuning telur memadat sempurna.
Keracunan
pangan lebih sering terjadi pada produk olahan telur yang tidak
memperoleh pemanasan yang cukup untuk membunuh patogen. Beberapa produk
dengan risiko kontaminasi yang cukup tinggi adalah tiramisu, scrambled
egg, omelette, quiche, beberapa produk pastry, homemade mayonnaise,
homemade ice-cream dan beberapa jenis sauce. Anda bisa menggunakan
produk telur cair yang telah dipasteurisasi pada produk-produk di mana
proses pengolahannya tidak melalui tahapan proses pemanasan. Tentu saja
dengan catatan bahwa proses penyimpanan dan penanganan telur
pasteurisasi anda tidak menyebabkan terjadinya rekontaminasi pada telur
cair tersebut.
5. Menerapkan cara produksi makanan yang baik. Penerapan
cara produksi makanan yang baik selama menangani telur dan
produk-produk olahan yang mengandung telur sangat penting untuk
meminimalkan kontaminasi patogen dan risiko keracunan pangan. Penggunaan
telur yang kotor atau retak, praktek penyimpanan telur di suhu yang
menyebabkan pertumbuhan Salmonella, atau menggunakan telur yang sudah
lama disimpan dapat meningkatkan risiko keracunan pangan. Praktek
penanganan pangan yang tidak higienis dan mengabaikan aspek sanitasi
juga berkontribusi pada meningkatnya risiko keracunan pangan. Beberapa
contoh praktek penanganan yang seharusnya dilakukan adalah: mencuci dan
mengeringkan tangan sebelum dan sesudah menangani telur; menggunakan
peralatan atau tangan yang bersih untuk memisahkan kuning dan putih
telur; menjaga agar semua permukaan, wadah dan peralatan pengolahan
bersih dan kering; menggunakan wadah berbeda yang diletakkan terpisah
untuk menangani produk yang berbeda; menjaga agar telur mentah tidak
mengontaminasi produk siap santap; dan memahami umur simpan produk serta
praktek penyimpanannya.
Ir. Elvira Syamsir MSi. Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Peneliti SEAFAST Center IPB
Silahkan tinggalkan komentar anda tentang blog saya.
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tinggakan komentar anda dibawah ini...
Terima kasih...